Tips & Saran

Rawan Banjir? Ini Tips Desain Rumah Anti Banjir

1. Tinggikan pondasi

Daerah tempat tinggal rawan banjir? Solusi yang paling simpel adalah mendesain rumah lebih tinggi dari ketinggian air banjir. Rumah dapat dibangun diatas plinth atau alas pondasi batu seperti rumah di Vietnam oleh Nha4 Architects di bawah ini.

Metode ini sebaiknya hanya digunakan jika ketinggian banjir kurang dari 1 meter. Akses rumah dapat dicapai dengan jalan landai / ramp agar terlihat natural atau step tangga. Perlu diingat, untuk kenyamanan pengguna sebaiknya lereng tidak lebih dari 1:12 (kenaikan 1 meter setiap 12 meter) dan untuk pengguna kursi roda, 1:20.

Sumber: Dezeen

 

2. Desain rumah panggung

Selain meninggikan pondasi, Curatorian juga bisa mengambil inspirasi dari desain tradisional rumah Indonesia. Konsep rumah panggung dapat di-modernisasi untuk penyuka desain minimalis dan modern seperti rumah di Argentina dan Singapura ini. Elegan dan fungsional, desain panggung dapat membantu mengatasi masalah banjir dengan ketinggian lebih dari 1 meter.

Sumber: Archdaily

 

Sumber: Home Decor

 

3. Sediakan ruangan banjir dengan pompa

Bagi pemilik rumah di daerah rendah dan dekat pantai, terkadang banjir terjadi tiba-tiba dengan kenaikan level air yang cepat. Untuk mengatasi hal ini, rumah memerlukan area banjir  yang biasanya teletak di basement / garasi. Ruangan ini sengaja disediakan untuk menampung air banjir yang akan dipompa keluar secara bertahap. Metode ini memastikan ruangan lainnya tidak tersentuh air banjir.

 

6. Desain atap rata

Desain atap rata memang terkadang kurang sesuai untuk iklim tropis yang curah hujannya tinggi. Namun, untuk rumah di area rawan banjir, atap rata bisa menjadi tempat perlindungan terakhir dari banjir parah selagi menunggu bantuan. Jika terbuat dari beton yang kuat dengan area yang mencukupi, atap rata juga bisa menjadi tempat mendarat helikopter bantuan.

 

7.  Area penyerapan dan kolam penampung

Banyak pemilik rumah di kota padat dan dataran rendah melupakan pentingnya area penyerapan. Idealnya, 60% dari lanskap  menggunakan material berpori / permeable (tanah, paving, gravel) dan penghijauan yang dapat menyerap dan menampung air hujan. Untuk daerah rawan banjir, sebaiknya kompleks rumah dan kelurahan menyediakan area untuk kolam penampung (attenuation pond) yang dapat menampung air hujan dan mengalirkan air keluar secara perlahan.

Sumber: Gardenista

 

8. Gunakan material tidak rawan lapuk dan berkarat

Struktur dan bungkus rumah juga harus dipikirkan matang-matang. Struktur beton, baja dan bata kuat dan tidak rawan lapuk, sedangkan struktur kayu lebih mudah lapuk. Panel kayu pembukus sebaiknya menggunakan penanganan khusus anti rayap dan anti lapuk. Bahan metal atau logam pembungkus seperti seng dan tembaga juga sebaiknya dirawat agar tidak mudah berkarat. Jangan lupa melapisi fondasi dan dining rumah dengan waterproof membrane agar kerusakan air tidak merambat ke dalam rumah.

 

9. Inovasi desain rumah apung

Rumah apung sebenarnya bukan ide baru, dan merupakan salah satu jenis rumah tradisional di Indonesia dan Asia Tenggara. Dengan modernisasi, rumah apung dapat menjadi solusi unik daerah rawan banjir dan bahkan pinggiran pantai seperti perumahan apung di Amsterdam ini.

Sumber: Dezeen